Selasa, 24 Maret 2009

Jumlah Penerima Raskin Berkurang

Rusdiana : Ongkos Angkut Pengaruhi Kenaikan SOA

SENGATA- Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di Kabupaten Kutai Timur bisa dilihat dari angka penerima beras miskin (raskin). Jika pada tahun 2008 tercatat 25.230 jumlah rumah tangga sasaran (RTS), sedangkan tahun 2009 ini terdata 24.478 RTS. Dengan demikian, jumlah penerima raskin mengalami penurunan 752 RTS.

Kepala Bagian Ekonomi Setkab Kutim Rusdiana menyebutkan Pemkab Kutim pada 2008 lalu juga telah mengalokasikan anggaran untuk subsidi ongkos angkut (SOA) sebesar Rp 1.050.000. Lantas pada 2009 ini direncanakan alokasi SOA sebesar Rp 1.500.000.000. “Itu artinya alokasi SOA meningkat Rp 450.000.000 atau naik sebesar 42 persen,” ujarnya.

Peningkatan SOA dikarenakan biaya transportasi naik, akibat jarak penerima Raskin yang relatif berjauhan dan tersebar di 135 desa. Sementara, gudang Bulog untuk pengambilan beras berada di Samarinda. "Ongkos angkut itulah yang pengaruhi kenaikan atau bertambahnya anggaran SOA," jelas Rusdiana di ruang kerjanya, Selasa (24/3) kemarin.

Rusdiana juga mengatakan, raskin biasanya sudah dapat diambil atau ditebus pada setiap bulan, sejak awal tahun ini di Sub Bulog Samarinda. Sementara pendanaan awal untuk penebusan di Bulog tidak tersedia dan biaya SOA dari Pemkab Kutim menunggu anggaran cair.

"Anggaran untuk raskin dari Pemkab Kutim biasanya cair pertengahan tahun," ujarnya.

Disebutkan, kinerja program raskin menginginkan target 6 T mampu terpenuhi. Target 6 T dimaksud adalah tepat sasaran manfaat, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administrasi dan tepat kualitas. Namun harus diakui, tidak semua tim koordinasi raskin yang ada di kecamatan atau desa dapat melaksanakan 6 T tersebut.

“Sedangkan sasaran program raskin 2009 ini adalah untuk rumah tangga sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Ini hasil pendataan ulang Biro Pusat Statistik atau BPS yang selanjutnya disebut RTS. Tahun ini tiap RTS mendapat jatah 15 kilogram per bulan selama 1 tahun dengan harga Rp 1.600 per kilogram netto di titik distribusi,” jelas Rusdiana. (hms2)

Sumber: Kaltim Post

Selasa, 17 Maret 2009

Sekilas Sensus Penduduk 2010


Indonesia kini sedang mempersiapkan sensus penduduk modern yang keenam yang akan diselenggarakan pada tahun 2010. Sensus-sensus penduduk sebelumnya diselenggarakan pada tahun-tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan 2000.

Menurut Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 205.1 juta jiwa, menempatkan Indonesia sebagai negara ke-empat terbesar setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Sekitar 121 juta atau 60.1 persen di antaranya tinggal di pulau Jawa, pulau yang paling padat penduduknya dengan tingkat kepadatan 103 jiwa per kilometer per segi. Penduduk Indonesia tahun 2010 diperkirakan sekitar 234.2 juta.


Dalam Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang akan datang diperkirakan akan dicacah penduduk yang bertempat tinggal di sekitar 65 juta rumahtangga. Untuk keperluan pencacahan ini akan dipekerjakan sekitar 600 ribu pencacah yang diharapkan berasal dari wilayah setempat sehingga mengenali wilayah kerjanya secara baik. Pencacah dilatih secara intensif selama tiga hari sebelum diterjunkan ke lapangan.

Pendataan Usaha Tani 2009


Dalam beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah telah dan sedang mencanangkan upaya peningkatan produksi komoditi pertanian guna memnuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk maksud tersebut, diperlukan dukungan sarana dan prasarana produksi yang memadai dari hulu sampai hiir, termasuk dengan kebijakan Pemerintah terhadap rumah tangga usaha tani.

Dalam pelaksanaan program peningkatan produksi komoditi pangan tersebut dilibatkan berbagai instansi terkait, termasuk Bdan Pusat Statistik (BPS). Dukungan yang dapat dberikan BPS utamanya menyediakan data-base rumah tangga usaha tani yang lengkap, akurat, dan mutakhir.

Sesuai dengan hasil keputusan dari beberapa Rakor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dewasa ini sangat diperlukan rumah tangga usaha tani padi, jagung, kedelai, dan tebu. Oleh karena itu obyek Pendataan Usaha Tani 2009 (PUT09) ini difokuskan kepada rumah tangga usaha tani padi dan atau jagung, kedelai, tebu (RTUT-PJKT).

PUT09 dilaksanakan di 32 provinsi, mencakup: 448 kabupaten/kota, 6.272 kecamatan, 71.918desa/kelurahan, 576.710 Blok Sensus (BS) dan jumlah rumah tangga usaha tani padi, jagung, kedelai, dan tebu diperkirakan mencapai 14.488.276 rumah tangga .

Pendataan akan dilaksanakan pada minggu I hingga minggu IV bulan Februari 2009 oleh para petugas BPS yang telah diberi pelatihan sebelumnya.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur.