
Kepala Bagian Ekonomi Setkab Kutim Rusdiana menyebutkan Pemkab Kutim pada 2008 lalu juga telah mengalokasikan anggaran untuk subsidi ongkos angkut (SOA) sebesar Rp 1.050.000. Lantas pada 2009 ini direncanakan alokasi SOA sebesar Rp 1.500.000.000. “Itu artinya alokasi SOA meningkat Rp 450.000.000 atau naik sebesar 42 persen,” ujarnya.
Peningkatan SOA dikarenakan biaya transportasi naik, akibat jarak penerima Raskin yang relatif berjauhan dan tersebar di 135 desa. Sementara, gudang Bulog untuk pengambilan beras berada di Samarinda. "Ongkos angkut itulah yang pengaruhi kenaikan atau bertambahnya anggaran SOA," jelas Rusdiana di ruang kerjanya, Selasa (24/3) kemarin.
Rusdiana juga mengatakan, raskin biasanya sudah dapat diambil atau ditebus pada setiap bulan, sejak awal tahun ini di Sub Bulog Samarinda. Sementara pendanaan awal untuk penebusan di Bulog tidak tersedia dan biaya SOA dari Pemkab Kutim menunggu anggaran cair.
"Anggaran untuk raskin dari Pemkab Kutim biasanya cair pertengahan tahun," ujarnya.
Disebutkan, kinerja program raskin menginginkan target 6 T mampu terpenuhi. Target 6 T dimaksud adalah tepat sasaran manfaat, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat administrasi dan tepat kualitas. Namun harus diakui, tidak semua tim koordinasi raskin yang ada di kecamatan atau desa dapat melaksanakan 6 T tersebut.
“Sedangkan sasaran program raskin 2009 ini adalah untuk rumah tangga sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Ini hasil pendataan ulang Biro Pusat Statistik atau BPS yang selanjutnya disebut RTS. Tahun ini tiap RTS mendapat jatah 15 kilogram per bulan selama 1 tahun dengan harga Rp 1.600 per kilogram netto di titik distribusi,” jelas Rusdiana. (hms2)
Sumber: Kaltim Post